Inflasi AS Panas, Saham Tetap Trengginas

Daniel Esaputra Yoan

19 Maret 2024

Inflasi AS Panas, Saham Tetap Trengginas
Inflasi AS Panas, Saham Tetap Trengginas

Dalam sorotan berita minggu ini, pergerakan inflasi di AS menjadi fokus utama bagi para pelaku pasar. Meskipun tekanan inflasi terus meningkat, pasar saham tetap menunjukkan ketangguhan yang luar biasa.

Mari kita telaah lebih dalam bagaimana pergerakan harga dan saham saling memengaruhi dalam lanskap ekonomi yang terus berubah ini.

Baca juga: FDI adalah Investasi Asing yang Menguntungkan, Yuk Kenali Manfaatnya!

Kilas Balik Pekan Lalu

IHSG terapresiasi 0,96%

IHSG terapresiasi 0,96% ke level 7.381,907 sepanjang pekan lalu, dengan investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp663,69 miliar di seluruh pasar.

Apresiasi IHSG didorong oleh sektor energi (+1,34%) dan keuangan (+1,20%), dengan duo bank jumbo BBCA (+3,31%) dan BBRI (+3,67%) bertengger di jajaran top leaders. Adapun sepuluh pembelian bersih asing teratas selama sepekan adalah ADRO, BBCA, MEDC, ISAT, TPIA, MAPI, BRIS, BREN, MAPA, dan AMRT.

Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS 10,9bps

Di pasar pendapatan tetap, imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 10,9bps menjadi 4,08%, sementara imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia tenor 10 tahun naik 0,8bps menjadi 6,72%. Emas ANTAM terapresiasi 5,43% menjadi Rp1.204.000/gram dan rupiah menguat terhadap dolar AS sebesar 1,04% menjadi Rp15.541.

Inflasi AS Lebih Panas

Inflasi AS lebih panas dari perkiraan. CPI AS di bulan Januari tercatat 3,2% YoY, lebih tinggi dari konsensus sebesar 3,1% YoY. Sementara itu, klaim pengangguran awal di AS turun 26.000 menjadi 8,863 juta pada Januari, terendah dalam tiga bulan dan di bawah konsensus pasar sebesar 8,9 juta.

Baca juga: 7 Cara Mencapai Financial Freedom di Usia Muda

Bank Sentral Eropa Mempertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Eropa mempertahankan suku bunganya pada level tertinggi sepanjang sejarah pada pertemuan di bulan Maret, karena para pengambil kebijakan menyeimbangkan kekhawatiran akan resesi dengan tekanan inflasi yang terus meningkat.

Cadangan Devisa Indonesia Turun

Cadangan devisa Indonesia turun menjadi US$144 miliar pada Februari dari US$145,1 miliar pada bulan sebelumnya, terendah sejak November lalu, untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Outlook Pekan Ini

Saat ini, Goldman Sachs memperkirakan pemangkasan suku bunga perdana The Fed, ECB, Bank of England, dan Bank of Canada pada bulan Juni.

Sementara itu, analis Seeking Alpha Lawrence Fuller memproyeksikan tingkat upah yang lebih lemah dan kelanjutan tren disinflasi yang dapat memungkinkan The Fed menurunkan suku bunga lebih cepat.

Berita Emiten Terkini

AUTO

PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menyiapkan anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) sekitar Rp500 miliar pada tahun ini.

Baca juga: Tabel Menabung Harian, Cara Unik dan Efektif Capai Target Tabungan

ACES

Hingga kuartal III-2023, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) membukukan penjualan sebesar Rp5,49 triliun, naik dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp4,89 triliun.

FORU

IMR Asia Holding telah resmi mengakuisisi saham PT Fortune Indonesia Tbk (FORU) sebanyak 77,7% dari total modal disetor. Nilai akuisisi saham ini mencapai Rp45,29 miliar.

BBNI

Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) di idAAA.

Kinerja Aset Pekan Lalu

Baca juga: Pengertian Financial Planner, Tipe, dan Tanggung Jawabnya

Kalender Ekonomi Pekan Ini

Senin
Hari Libur Bursa Indonesia

Selasa
Hari Libur Bursa Indonesia

Rabu
00.00: Lelang Obligasi 10-Tahun AS
11.00: IKK Indonesia
14.00: Neraca Dagang Inggris
14.00: PDB Inggris
21.30: Crude Oil Inventories AS

Kamis
00.00: Lelang Obligasi 30-Tahun AS
11.00: Penjualan Ritel Indonesia
19.30: Penjualan Ritel AS
19.30: Initial Jobless Claims AS
19.30: PPI AS

Jumat
01.00: Pidato Anggota ECB
03.30: Neraca Keuangan Fed
11.00: Neraca Dagang Indonesia
20.15: Produksi Industrial AS

Strategi Investasi Pekan Ini

Pada kondisi pasar yang penuh euforia dan reaktif menjelang prospek penurunan suku bunga, volatilitas menjadi tren utama. Pemantauan indikator-indikator ekonomi utama seperti NFP, klaim pengangguran awal, dan tingkat pengangguran serta PCE atau CPI AS tetap penting untuk dilakukan.

Sentimen reli Pemilu perlahan digantikan dengan rilis laporan keuangan dan pengumuman dividen. Menjelang rapat FOMC berikutnya pada 20 Maret, investor dapat melakukan diversifikasi dengan metode bottom-up untuk memaksimalkan potensi cuan.

Baca juga: Sebelum Pindah OJK, Inilah Fungsi Bapepam dalam Mengawasi Pasar Modal

Rekomendasi Produk BMoney

(Performa 3 Bulan per 12 Maret 2024)

Reksa Dana Pendapatan Tetap

Syailendra Pendapatan Tetap Premium +2,05%
BNP Paribas Omega +1,62%

Reksa Dana Campuran

Schroder Dynamic Balanced Fund +5,61%

Reksa Dana Saham

Bahana Primavera 99 Kelas G +7,40%

Reksa Dana Indeks

BNP Paribas DJIM Titans 50 Syariah USD +12,88%
BNP Paribas Sri Kehati +7,95%
 
 

Baca juga: Apa Itu Compound Interest? Inilah Pengertian dan Cara Menghitungnya

Disclaimer: Kinerja masa lalu tidak mencerminkan proyeksi kinerja yang akan datang. Calon pemodal wajib membaca dan memahami prospektus sebelum memutuskan untuk berinvestasi melalui reksa dana. Investasi reksa dana mengandung risiko, pelajari sebelum berinvestasi.

Artikel menarik lainnya

reksadana_hero_image

Selalu update bareng komunitas investor BMoney!